Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Ma’arif sekarang tengah konsentrasi merumuskan standar mutu pendidikan yang mengandung nilai keaswajaan. Standarisasi lebih diorientasikan kepada pembangunan karakter daripada pemahaman.
Wakil Ketua PP LP Ma’arif Masduqi Baidlawi menyatakan, langkah ini ditujukan untuk membentuk perilaku peserta didik supaya memiliki basis keagamaan yang memadai tapi sekaligus selaras dengan nilai-nilai keaswajaan.
“Kami ingin merumuskan sesuatu yang khas terutama dalam output pendidikan. Yang nanti membedakan Maarif dengan lembaga pendidikan lain adalah karekter keagamaannya, misalnya lebih ramah, sesuai keaswajaan,” kata Masduqi, Selasa (28/2).
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan delapan standar nasional pendidikan. Standar itu meliputi standar pendidik dan tenaga pendidikan, proses, sarana dan prasarana, pengelolaan, penilaian pendidikan, kompetensi lulusan, serta isi.
Hanya saja, menurut Masduqi, ketetapan itu belum cukup menjamin perilaku peserta didik sebagaimana yang diharapkan. Karenanya, Lembaga NU yang membawahi tidak kurang dari 600 sekolah ini sengaja akan mengarahkan standar mutu pendidikan yang berada di bawah naungannya.
“Ma’arif mengupayakan pembinaan karakter. Semua boleh sama-sama pandai Matematika atau pandai Biologi, tapi yang Ma’arif akan punya basis kultur keagamaan yang kuat,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar